LAMPUNG - Saat ini, para petani di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung, kian serius membudidayakan padi organik dan tanaman organik lainnya. Itu karena nilai jual lebih besar dibandingkan dengan tanaman nonorganik.
Manager Yayasan Bimbingan Mandiri Indonesia Pinardo Adi di Metro, mengatakan, pihaknya telah membina sedikitnya 34 kepala keluarga di Kota Gajah Kabupaten Lampung Timur untuk menggeluti pertanian organik, terutama padi.
"Untuk sementara ada lahan yang ditanami padi organik seluas 25 hektare, dengan perkiraan sekali produksi mencapai 100 ton gabah. Dalam setahun, bisa mencapai dua kali panen," jelas dia, di Bandar Lampung, Senin (13/04/2015).
Ia menyebutkan, di Kota Gajah Lampung Timur, sekitar 80 km timur Bandarlampung, terhampar lahan cukup luas yang bisa dijadikan sebagai budi daya tamanan padi. Petani yang dibina pihaknya sejauh ini baru mencapai 34 KK dengan lahan padi yang tergarap mencapai 25 ha.
"Varietas padi unggulan, seperti Rojolele, yang dibudidayakan agar nilai jualnya lebih tinggi dan pemasarannya lebih mudah. Minat petani membudidayakan tanaman organik, terutama padi, akan makin tinggi jika pangsa pasar beras tersebut sudah lebih besar daripada sekarang ini," jelasnya, seperti dilansir Inilah.
Sehubungan itu, ia menyebutkan berusaha menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memasarkan beras organik tersebut dengan harga wajar. Selain itu, kepada petani juga diberikan bimbingan cara membudidayakan tanaman dengan menggunakan pupuk organik.
Lampung termasuk sentra pertanian padi utama di wilayah Sumatera. Sentra pertanian padi di Provinsi Lampung terdapat di Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Tanggamus. Petani setempat umumnya menanam tanaman padi biasa, dan hanya sebagian kecil yang mulai membudidayakan padi non-organik.
Provinsi Lampung menargetkan produksi padi mencapai empat juta ton hingga 2016 untuk mewujudkan target swasembada padi nasional. Pada 2014, produksi padi Lampung berkisar 3,1 juta hingga 3,3 juta. Sehubungan itu, produksi gabah Lampung diusahakan naik pada 2015 sebanyak 633 ribu ton dan 2016 sebesar 372 ribu ton.
Untuk mewujudkan itu, Pemprov Lampung mendorong Dinas Pertanian, Dinas Bina Marga, kelompok tani, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta instansi terkait setempat lainnya untuk mewujudkan target produksi padi tersebut. (*)