LAMPUNG - Diam-diam
ternyata sejak awal Desember 2015 ini tarif listrik di Provinsi Lampung
naik. Tetapi sebagian besar masyarakat di Lampung belum mengetahui
kebijakan Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu.
Hal itu diungkapkan Deputy Manager Humas dan Hukum PT PLN Lampung I Ketut Darpa saat dihubungi Sabtu (12/12/2015).
Hal itu diungkapkan Deputy Manager Humas dan Hukum PT PLN Lampung I Ketut Darpa saat dihubungi Sabtu (12/12/2015).
"Kenaikan tarif pada awal Desember lalu itu untuk pelanggan daya 1.300 VA dan 2.200 VA. Kenaikan ini merupakan keputusan kantor (PLN) pusat, bukan PLN Lampung," jelasnya.
Tarif dasar listrik yang ditetapkan pada Desember 2015 untuk daya 1.300 VA dan 2.200 VA, bukan di bawah 1.300 va dan 2.200 va dan yang di atas 1.300 VA dan 2.200 VA.
"Pada Desember 2015 tarif dasar listrik bagi pelanggan yang tidak disubsidi turun jika dibanding bulan sebelumnya," ujar Ketut.
Golongan tarif rumah tangga sedang (R-2) daya 3.500 VA-5.500 VA dan rumah tangga besar (R-3) daya 6.600 VA ke atas, turun dari Rp1.533 per kilowatt hour (Kwh).
Sementara untuk pelanggan rumah tangga kecil daya 450 VA, 900 VA, bisnis dan industri kecil, serta pelanggan sosial, tarifnya tetap.
“Kalau yang ini tidak diberlakukan tarif adjustment. Pelanggan golongan ini masih diberikan subsidi,” kata Ketut, seperti dilansir Lampost.
Disinggung mengenai pemadaman listrik secara bergilir sampai kapan masih akan terjadi di Lampung, Ketut mengatakan, sejauh ini dapat dikatakaan normal untuk siang hari. Tapi untuk malam hari memang belum dapat dikatakan normal. Sebab, cadangan daya listrik Lampung sejauh ini tidak ada.
"Koordinasi dengan provinsi sudah dilakukan. Untuk sampai kapan tidak terjadi pemadaman malam hari, belum dipastikan karena daya mampu masih dioptimalkan sejauh ini," kata Ketut.
Menurut dia, PLN tidak memiliki cadangan daya. Sepanjang daya masih maksimal, pasti dihidupkan tetapi sedikit berkurang dari sebelumnya, karena memang dari daya yang diharapkan 90 MW, PLN baru dapat memenuhi 60-70 MW. Dalam waktu dekat akan dimaksimalkan daya yang kurang itu.
"Mudah-mudah pada tahun 2016 tidak terjadi lagi pemadaman, karena sekarang sudah mulai optimal. Air sudah mulai ada, arus dari Sumatera Selatan pun sudah ada, karena selama ini ada gangguan asap, tapi sekarang ini sudah tidak," kata Ketut. (*/fik)