![]() |
Foto: Ilustrasi/Istimewa |
LAMPUNG - Perayaan tahun baru hampir selalu digelar meriah. Mulai dari pesta kembang api, makan-makan dengan keluarga, acara musik, hingga menyalakan petasan dari sore hingga pagi menjelang.
Malam pergantian tahun seolah jadi hal yang wajib digelar berkesan dan meriah.
Tapi sebenarnya, Islam tidak merayakan tahun baru dengan euforia pesta kembang api dan menyalakan petasan.
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, Kyai Fahmi Salim menyebut tak ada perayaan apa pun yang harusnya digelar untuk menyambut tahun baru.
Mengingat, menyalakan petasan atau kembang api hukumnya tabdzir atau boros, diartikan berlebih-lebihan atau menghambur-hambur kan dalam pemakaian uang ataupun barang.
"Hukumnya tabdzir. Menghamburkan uang, waktu, dan tenaga untuk hal yang tidak bermanfaat, haram dan sebenarnya hukumnya berdosa," kata Fahmi, dilansir dari CNNIndonesia, Sabtu (31/12/2022).
Lantas, kegiatan apa yang seharusnya dilakukan saat tahun baru?
Alih-alih berpesta pora, Fahmi menyarankan agar umat Islam memperbanyak amalan baik dan berdo'a kepada Allah SWT.
Memohon ampunan atas dosa-dosa di masa lalu dan meminta keberkahan di tahun mendatang lebih baik dilakukan daripada menyalakan petasan.
"Berdo'a, beribadah. Kegiatan ini lebih baik daripada pesta. Selalu meminta perlindungan kepada Allah SWT," kata Fahmi.
Umat Islam bisa mengamalkan do'a awal dan akhir tahun atau do'a sapu jagat yang biasa dibacakan Rasulullah SAW setiap waktu.
"Bisa do'a sapu jagat. Ini, kan, doa yang baik dan mengandung banyak kebaikan. Mencakup kebaikan di dunia dan di akhirat," kata dia. (*)