![]() |
Keluarga histeris saat jasad keluarga Firullazi tiba di rumah duka dalam kondisi mengenaskan. (Foto: Istimewa) |
SUMSEL - Terduga pelaku pencurian tewas setelah ditembak di bagian kaki oleh polisi Lampung.
Pihak keluarga merasa janggal dengan kematian Firullazi (FRZ), warga Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).
Keluarga mengungkap bukti foto kondisi korban yang didokumentasikan setelah diantar ambulans ke rumah.
Dari sejumlah foto jasad FRZ yang diterima, Ahad (29/1/2023), terlihat sejumlah luka lebam dan memar di hampir sekujur tubuhnya, diduga bekas penganiayaan sebelum FRZ meninggal.
Keponakan FRZ, Uli yang menyaksikan langsung jasad FRZ saat tiba di rumah duka, Jumat (27/1) malam, mengatakan luka tersebut di antaranya di kening, hidung, bibir, telinga, dan tubuh dipenuhi luka diduga bekas sundutan rokok.
Selain itu, pergelangan kaki kanan kiri dan lutut patah serta luka diduga bekas tembak di betis.
"Luka di kening memar, hidung patah, bibir luka, luka memar di telinga, di badan paman banyak luka seperti disundut rokok. Pergelangan kaki kanan dan kiri patah, lutut kanan patah, di betis ada beberapa luka gosong seperti bekas ditembak," ungkap Uli.
Selain itu, Uli mengatakan saat jasad FRZ tiba di rumah duka setelah beberapa jam dikabarkan tewas, dia bersama keluarga lainnya sempat menanyakan hasil visum dan surat keterangan penyerahan jenazah,
Namun dua orang sopir ambulans tersebut mengaku tidak tahu.
"Tak ada surat keterangan apapun, tidak ada juga pihak kepolisian dari Lampung yang ikut mengantar jasad paman. Seperti bukan mengantar jasad manusia. Sopir ambulans itu mengaku tidak tahu, sempat tidak diperbolehkan pulang juga oleh warga," kata Uli, dilansir detikcom.
Pihak keluarga mempertanyakan prosedur penangkapan yang dilakukan polisi Lampung tersebut.
Menurutnya, usai FRZ ditangkap namun belum 1x24 jam sudah dikabarkan tewas. Keluarga menduga FRZ tewas dianiaya hingga ditembak di perjalanan dari Ogan Ilir menuju Lampung.
"Orang ditangkap itu ada prosesnya, diperiksa, disidang. Ini belum 1×24 jam sudah dinyatakan meninggal. Berarti waktu perjalanan dari Indralaya ke Lampung, paman saya disiksa di waktu itu," kata Uli.
Dijelaskannya, istri serta kedua anak FRZ hingga saat ini masih syok atas peristiwa tersebut dan sementara ini ditempatkan di kediaman kerabat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Diketahui, jasad FRZ juga sudah dimakamkan kemarin. Informasi dihimpun, polisi dari Polsek Indralaya, Sat Intelkam Polres Ogan Ilir dan perwakilan dari Polres Lampung Utara juga sudah menyambangi rumah duka untuk memberikan bantuan berupa uang tunai Rp 10 juta dan beras 50 Kg.
Meski santunan tersebut diterima keluarga FRZ, namun keluarga masih mempertanyakan mengapa jasad FRZ diantar tanpa didampingi anggota polisi.
Keluarga juga masih menanyakan hasil visum dan surat keterangan penyerahan jenazah.
"Itu orang, bukan seperti mengantar barang. Surat keterangan penyerahan jenazah, visumnya mana? Itu yang kami sesalkan, kami dari keluarga masih belum terima," kata Uli.
Bahkan yang hingga kini masih terngiang-ngiang di telinganya saat polisi melakukan penangkapan salah satu di antaranya, ada yang mengatakan 'tembak mati saja'. Penangkapan itu juga disaksikan banyak warga sekitar.
"Polisi bilang 'tembak mati saja' ngomong gitu mereka (polisi). Banyak saksi warga sini yang menyaksikan," kata Uli.
Menurut dia, saat ini pihak keluarga masih berkonsultasi dengan Polda Sumsel mengenai mekanisme atau tata cara meminta surat visum dari Polda Lampung.
"Pihak keluarga sedang musyawarah mengenai hal ini. Kami tetap ingin minta surat visum dari Polda Lampung," jelas Uli. (*)