Notification

×

Mapas! Satu Ton Gula Sisa Pilgub Lampung 2014 'Mak Jelas'

13 April 2015 | 4:40 PM WIB Last Updated 2015-04-20T11:44:39Z

LAMPUNG -  Meski sudah sekitar setahun lebih gula putih yang sempat bikin heboh saat pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Lampung tahun 2014 lalu, berada di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung, namun hingga kini belum ada solusinya. Pihak Bawaslu Lampung mengaku belum mendapatkan rekomendasi kantor pelelangan, Polda, atau Pengadilan soal kejelasan 'nasib' gula itu.

"Proses lelang belum ada surat balasan, namun pihak pelelangan melalui telepon mengatakan agar kami datang langsung. Tetapi sebenarnya kita minta surat tertulis sebagai landasan langkah selanjutnya," jelas Ketua Bawaslu Lampung, Fatikhatul Khoiriyah, Senin (13/4/2015).

Pihak Bawaslu Lampung, menurut wanita yang akrab disapa Khoir ini, berharap bisa dilaksanakan lelang sehingga uangnya akan masuk ke kas negara. Itu karena hingga kini belum ada yang mengaku sebagai pemilik gula tersebut. 

"Maksud kami bisa dilelang, terus masuk kas negara, karena (gula) ini tak bertuan. (Lebih baik) Disedekahkan saja. Kami juga khawatir (gula) ini mengandung racun karena sudah lama," ujar perempuan berjilbab itu. Ketika ditanya berapa banyak gula yang diamankan sisa Pilgub Lampung ini, Khoir mengaku tidak tahu persis. 

"Ada sekitar 10 karung, sekitar satu ton. Berkas serah terima dari Panwas ada, tetapi kami kan kemarin mau pindah kantor, jadi berkas-berkas lama itu sudah ada di boks semua," jelasnya saat ditanya kronologi kasus pengamanan gula tersebut, seperti dilansir Tribunlampung.

Pengamanan gula lainnya tidak hanya di Lampung Selatan. "Di Pesawaran ada sekitar tiga ton. Waktu itu sudah ada yang mengaku memiliki dan mengambil, tetapi yang ini belum ada (yang mengaku)," terang Khoir. 

Gula-Gula Pilgub Lampung

Ada gula ada semut. Ada gula ada suara. Ada suara ada jawara. Suara-suara sumbang mengiringi kemenangan pasangan M Ridho Ficardo-Bachtiar Basri dalam pemilihan gubernur Lampung yang digelar serentak dengan pemilihan legislatif pada 9 April 2014 lalu.

Pasangan nomor urut dua yang diusung Partai Demokrat, PKS, dan PKPI itu meraih 1.816.533 suara atau 44,96% dari total 4.054.128 suara sah. Perolehan tersebut begitu fantastis jika dibandingkan dengan suara partai pendukung yang justru menurun di Lampung.

Suara sumbang menyebutkan pasangan Ridho-Bachtiar menang karena ada gula ada semut. Kebetulan atau tidak, Ridho, Ketua Partai Demokrat merupakan putra M Fauzi Toha yang menjabat Site Director Sugar Group Company (SGC).

SGC membawahkan beberapa anak perusahaan yang bergerak di bidang produksi gula meliputi PT Sweet Indolampung, PT Indo Lampung Perkasa, dan PT Gula Putih Mataram. Jika Ridho butuh gula tentu mudah memperolehnya karena ayahnya menduduki posisi top di perusahaan itu.

Masih mudah menemukan jejak pembagian gula di Kabupaten Lampung Tengah. Ferdian, warga Sidoluhur, Kecamatan Bangunrejo, berterus terang menerima satu kantong berisi dua kilogram gula pada Februari 2014. Hampir seluruh warga di desanya mendapatkan gula dengan berat sama seperti dirinya. 

''Gula itu dari tim sukses Ridho Ficardo. Ada satu ton dibagikan. Delapan kuintal disita panwas, sisanya sudah sempat dibagikan,'' ungkapnya ketika ditemui di kawasan Sidoluhur, seperti dilansir Mediaindonesia, Selasa (12/5/2014) lalu.

Banjir gula gratis di Lampung bukan hanya saat masa kampanye pilgub Maret-April, melainkan telah ditabur oleh orang-orang tertentu sejak Januari 2014. Gula dibagikan dari pintu ke pintu dengan dilampiri stiker pasangan Ridho. Bawaslu Lampung mencatat pembagian gula terjadi hampir di seluruh kabupaten.

Raharjo, yang bermukim di Kecamatan Kota Gajah, Lampung Tengah, mengaku mendapat gula seberat 2 kg pada Februari dan Maret. 

"Setiap rumah di Kota Gajah pasti mendapat kiriman gula," terangnya. Dia juga menyaksikan teman-temannya di Kecamatan Pubian dan Kecamatan Seputih Banyak menerima gula gratis.

Margo, warga Poncowati, Kecamatan Terbanggi Besar, mengaku mendapatkan 2 kilogram gula disertai stiker Ridho Ficardo.

''Dibagikan ke setiap rumah. Ada yang kebagian satu kantong dan ada juga yang dua,'' tuturnya.

Selain tabur gula, ada pula yang kebagian uang Rp50 ribu per keluarga. Bagi-bagi uang itu terjadi di Poncowati. Beraneka macam modus pembagian gula masuk ke catatan Bawaslu. Di beberapa tempat di Kabupaten Pringsewu dan Pesawaran, petugas Panwaslu bahkan menemukan tumpukan gula yang belum sempat dibagikan kepada penduduk.

Di antara tumpukan gula itu terdapat kartu nama calon gubernur pasangan Ridho Ficardo-Bachtiar. Tumpukan kartu nama masih terpisah dengan kantong-kantong gula yang beratnya berton-ton. Gula juga ada yang dibagikan secara random kepada masyarakat dari mobil yang parkir di pinggir jalan. Pada kesempatan lain, gula dibagikan ke depan pintu rumah warga. 

"Ketika orang bangun tidur, di depan rumahnya sudah ada gula. Tapi ada juga yang dibagikan oleh timses melalui koordinator desa hingga kecamatan," terang Anggota Bawaslu Lampung saat itu Fatikhatul Khoiriyah di Lampung. (*)