![]() |
Makanan Lebaran khas Lampung, Sekubal - (Foto: istimewa) |
LAMPUNG - Sekubal, makanan dari beras ketan yang terkukus dengan santan, lalu terbungkus daun pisang atau daun kelapa (janur) menjadi tradisi khas hari raya di Lampung. Menyantap makanan tersebut sangat nikmat bersama gulai ayam, rendang daging, opor ayam, kare dan lain-lain.
"Selain itu, makanan ini pun dapat dinikmati dengan sambal goreng ati, petai, atau jengkol," jelas Tajuddin, warga Bandar Lampung, Sabtu (18/7/2015).
Ia mengatakan bahwa makanan khas Lampung ini, biasanya dihidangkan pada hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, dan di saat pelaksanaan pesta budaya masyarakat Lampung, seperti pemberian gelar adat, perkawinan, sunatan, dan acara-acara adat dan budaya lainnya.
"Makanan khas daerah Lampung ini biasanya keluar dihidangkan untuk tamu-tamu agung," ujar Tajuddin.
Ia menyebutkan, makanan favorit khas Lampung ini sangat cocok saat disantap bersama-sama keluarga atau sanak famili serta kerabat, untuk mempererat tali silaturahmi.
Menurut Tajuddin, bertandang ke Provinsi Lampung atau Sai Bumi Ruwa Jurai tidak lengkap rasanya bila tidak menikmati makanan khas daerah Lampung tersebut.
Makanan yang sudah hadir sejak lama ini, lanjut dia, merupakan makanan kebudayaan masyarakat asli Lampung dan tak sulit mendapatkannya.
"Di lokasi Pasar Bambu Kuning Bandar Lampung, Sekubal selalu ramai terjual dan terfavorit bagi masyarakat setempat. Harganya pun sekitar Rp15.000-an saja per bungkusnya," terang Tajuddin.
Proses pembuatan sekubal memerlukan waktu lama sekitar 8 sampai 10 jam, prosesnya antara lain proses merendam, menanak, mencetak dan meletakkannya di atas daun pisang yang tergulung.
Sekilas bentuk sekubal hampir mirip dengan lepat, namun rasanya berbeda karena cara pembuatannya pun berbeda. Karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan memakan waktu, banyak masyarakat Lampung yang lebih memilih memesan daripada membuat sendiri sekubal ini.
"Masyarakat dunia khususnya Indonesia harus mengetahui bahwa Lampung memiliki makanan khas yang usianya sudah ratusan tahun, yaitu sekubal atau ketan berbungkus daun pisang," jelas Wali Kota Bandar Lampung, Herman HN, beberapa waktu lalu, seperti dilansir Inilah.
Sekubal makanan khas Lampung itu juga tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), dengan rekor penyajian sekubal terbanyak mencapai 75 ribu bungkus yang berasal dari 15 ton ketan, katanya pula.
Ia menambahkan sekubal biasanya disajikan pada bulan Ramadhan, perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, serta saat prosesi adat atau pada saat acara pernikahan. (*)