![]() |
Marlon James |
SABURAI LAMPUNG - Sejak tahun lalu, nama Marlon James keluar sebagai penulis favorit di Man Booker Prize. Novelis asal Jamaika ini berhasil menarik perhatian pembaca dan dewan juri di penghargaan bergengsi tersebut.
Pertengahan Oktober ini, penghargaan bagi penulis mancanegara yang menerbitkan karyanya dengan bahasa Inggris kembali diumumkan. Lewat novel tentang usaha pembunuhan Bob Marley di tahun 1970-an, Marlon James meraih penghargaan 'Man Booker 2015'.
Ketua dewan juri Michael Wood mengatakan novel 'A Brief History of Seven Killings' merupakan buku paling menarik yang pernah diterbitkan. Novel setebal 680 halaman tersebut penuh kejutan dan berbahaya di setiap halaman.
Marlon James adalah penulis Jamaika pertama yang berhasil meraih Man Booker. Ia mengakui, karyanya paling banyak terinspirasi dari musik reggae.
"Penyanyi reggae Bob Marley dan Peter Tosh adalah orang pertama yang mengakui bahwa suara yang keluar dari mulut adalah suara sah untuk fiksi dan puisi," ungkapnya dilansir dari BBC dan Detik, Kamis (15/10/2015).
Setting novel memakai waktu selama tiga dekade. Menggunakan kisah nyata dari upaya pembunuhan yang pernah terjadi dari hidup bintang reggae, Bob Marley, James menelusuri geng-geng yang ada di Jamaika. Sekaligus pergolakan politik di negara asalnya.
Wood megatakan James membuka 'banyak suara'. Di dalamnya ada 75 karakter yang ditulis. "Salah satu kejutannya adalah ketika Anda membuka buku, Anda tidak yakin siapa narator berikutnya," katanya.
James kini tinggal di Minneapolis, Amerika. Setelah kemenangannya, ia berharap novelnya dapat terjual lebih laris lagi dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.
Penelitian Nielsen mengungkapkan setelah buku 'A Brief History of Seven Killings' masuk dalam nominasi 'Man Booker 2015' bulan lalu, penjualannya naik tiga kali lipat menjadi 1000 eksemplar seminggu. Tahun lalu, penghargaan 'Man Booker 2015' jatuh kepada penulis asal Australia Richard Flanagan untuk novel 'The Narrow Road to the Deep North'. (*)