Notification

×

Telepon Clinton dan Blair Bicara Lady Diana Tewas Dirilis

14 January 2016 | 7:24 AM WIB Last Updated 2016-01-14T00:24:56Z
Keterangan foto: Pangeran Charles dan Lady Diana (ist)

LAMPUNG ONLINE – Baru-baru ini Perpustakaan Presiden Bill Clinton merilis 500 halaman transkrip pembicaraan antara Bill Clinton dan Tony Blair. Dokumen yang sudah beredar luas itu mengungkapkan detail percakapan keduanya, saat itu Blair menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris 1997-2007.

Menurut dokumen tersebut, diskusi kedua pemimpin negara menyangkut berbagai hal, termasuk masalah bisnis pada 1 September 1997, sehari setelah peristiwa kecelakaan mobil Putri Diana di Prancis pada 31 Agustus 1997.

Clinton menelepon Blair dari kebun anggur Martha, tempat dia berlibur bersama keluarga.

“Selanjutnya, percakapan menjurus ke soal kematian Diana,” bunyi dokumen tersebut, seperti dilansir Tempo, Rabu (13/1/2016).

Keduanya bersimpati terhadap dua putra Diana, William dan Harry, yang saat itu berusia 15 tahun dan 12 tahun.

“Dia adalah sosok batu cadas yang menjadi penjaga stabilitas hubungan mereka di dunia luar,” ucap Blair. Dia juga menyebutkan bagaimana paras William mirip dengan ibunya. “William sangat kuat.”

Mengenai mendiang, Clinton berucap, “Saya merasa sedih atas meninggalnya Putri Diana. Pada prinsipnya, dia sangat kuat berpegang teguh pada masalah kehidupannya.” Kalimat itu disampaikan Clinton terkait dengan dua tahun perceraiannya dengan Pangeran Charles.

Blair pun berbagi kesedihan seraya mengatakan kepada Clinton, “Saya secara pribadi merindukan dia. Mendiang seperti bintang jatuh dari langit. Diana adalah sebuah meteor bagi keluarganya.”

Blair melanjutkan, “Diana pernah berbicara kepada saya, kalau bukan karena anak-anak, saya tinggalkan negeri mapan ini.”

Selanjutnya, percakapan melalui telepon itu beralih ke detail kecelakaan maut yang menewaskan Diana di Prancis.

Percakapan Blair dengan Clinton berlangsung beberapa jam setelah Blair berpidato kepada masyarakat Inggris. Blair mengatakan, “Dia adalah putri rakyat. Dia adalah putri rakyat dan bagaimana beliau hidup, bagaimana beliau selalu berada di jantung hati kita dan senantiasa dalam ingatan kita.” (*)