Notification

×

Tidak Menikah, Presiden Wanita Pertama Taiwan Dikritik

27 May 2016 | 6:14 AM WIB Last Updated 2017-06-10T13:27:08Z
Tsai Ing-wen (ist)

INILAMPUNG -
 Kritik bermunculan dari seorang pejabat China yang mengatakan presiden wanita pertama Taiwan yang baru, Tsai Ing-wen, memiliki 'gaya ekstremis' karena dia tidak menikah.

Sebuah artikel di kantor berita resmi China, Xinhua berpendapat Tsai -presiden perempuan pertama Taiwan- tidak memiliki 'beban emosional' keluarga yang membuatnya menjadi tidak menentu.

Kantor presiden Tsai tidak memberi komentar atas artikel yang ditulis oleh Wang Weixing, seorang anggota organisasi China yang berhubungan dengan Taiwan.

Namun sejumlah kritik bermunculan di internet, termasuk dari para pengguna internet di China yang mendukung Tsai yang bersikap terbuka dengan status lajangnya.
Tsai Ing-wen

China tetap menempatkan Taiwan sebagai provinsi yang membangkang dan tidak terlalu gembira dengan kemenangan Tsai Ing-wen.

Partai pimpinannya, Parta Demokrat Progresif atau DPP yang condong kepada kemerdekaan Taiwan dari China, meraih kemenangan dalam pemilhan umum Januari 2016, yang sekaligus mengakhiri kepemimpinan delapan tahun Presiden Ma Ying-jeou yang pro-Beijing.

Artikel yang kontroversial itu sudah dicabut Xinhua tapi sempat beredar meluas di internet.

"Sebagai politisi perempuan lajang, Tsai Ing-wen tidak memiliki emosi cinta atau keluarga atau anak sehingga gaya dan strategi politiknya yang tampak lebih emosional, personal, dan ekstrem," tulis Wang Weixing di artikelnya, seperti dilansir Detik, Kamis (26/5/2016). (*)