Notification

×

Perilaku Abnormal Hewan Sebelum Gempa Turki, Binatang Bisa Mendeteksi? Ini Penjelasannya

12 February 2023 | 11:22 AM WIB Last Updated 2023-02-21T02:09:11Z
 Burung-burung terbang tak menentu di atas gedung-gedung tertutup salju, serta anjing melolong keras sebelum terjadi gempa Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) lalu (Foto: Kolase/Istimewa)


JAKARTA - Viral di media sosial rekaman yang memperlihatkan burung-burung terbang tak menentu di atas gedung-gedung tertutup salju, serta anjing melolong keras sebelum terjadi gempa Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) lalu.


Pengguna media sosial mengklaim hewan-hewan itu berperilaku aneh sebelum terjadinya gempa. 


Memang belum ada verifikasi kebenaran rekaman video tersebut, tetapi terdapat penjelasan ilmiah mengenai sensitivitas hewan dalam mendeteksi bencana.


Perilaku Hewan Sebelum Bencana


Referensi paling awal mengenai perilaku hewan yang tidak biasa sebelum gempa besar berasal dari Yunani tahun 373 SM. 


Tikus, musang, ular, dan kelabang disebut meninggalkan sarang-sarang mereka dan menuju tempat aman beberapa hari sebelum gempa bumi terjadi.


Dikatakan dalam US Geological Survey (USGS), US Department of the Interior, banyak bukti anekdot mengenai hewan, ikan, burung, reptil, dan serangga yang memperlihatkan perilaku aneh sejak beberapa minggu sampai beberapa detik sebelum gempa bumi.


Penjelasan yang betul-betul terang mengenai mekanisme perilaku hewan pada situasi tersebut masih belum diketahui. 


Namun, penyebab perilaku hewan yang tidak biasa sebelum terjadinya gempa bumi bisa dijelaskan dengan mudah.


Perilaku abnormal binatang pada detik-detik sebelum gempa bumi dapat dijelaskan dengan perbedaan antara dua bentuk gelombang seismik. 


Menurut USGS, seperti dikutip dari The Washington Post via detikcom, Ahad (12/2/2023), ada yang disebut sebagai gelombang primer atau P yang pertama dipancarkan dari gempa bumi.


Gelombang itu bergerak dengan kecepatan beberapa mil per detik dari pusat gempa. Gelombang P lebih mudah dideteksi oleh hewan.


Kemudian, gelombang P diikuti oleh gelombang yang lebih kuat yaitu gelombang S yang mengguncang tanah dengan gerakan memutar.


"Sangat sedikit manusia yang bisa memperhatikan gelombang P yang lebih kecil yang bergerak paling cepat dari sumber gempa," kata pedoman USGS.


"Tetapi banyak hewan dengan indra lebih tajam mampu merasakan gelombang P beberapa detik sebelum gelombang S tiba," lanjutnya.


Alasan Hewan Bersikap Abnormal


Seorang peneliti menyebut hewan mungkin bisa merasakan gempa bumi, bahkan sebelum gempa pertama mereka.


"Kami mempunyai indikasi yang sangat baik bahwa hewan benar-benar merasakan prekursor gempa bumi dan itu bukan aktivitas seismik," ujar Direktur Max Planck Institute of Animal Behavior, Martin Wikelski kepada The Washington Post.


Pada studi peer-review Wikelski tahun 2020 lalu, para peneliti menempelkan tanda elektronik pada sapi, anjing, dan domba di sebuah peternakan di Italia untuk mengamati pergerakan mereka selama beberapa bulan saat gempa bumi terdeteksi di dekatnya.


Para peneliti ini menemukan, hewan-hewan tersebut superaktif dan bergerak terus-menerus selama lebih dari 45 menit sebelum tujuh dari delapan gempa bumi besar yang terdeteksi di dekatnya. 


Studi ini memperlihatkan bahwa hewan kemungkinan bisa mendeteksi gempa, lebih dari 12 jam sebelum manusia mendeteksinya.


Meski demikian, Wikelski mengatakan alasan kenapa hewan bersikap abnormal masih belum jelas. Dia percaya, kemampuan binatang mendeteksi bahaya berkaitan dengan kemampuan mereka berkomunikasi satu sama lain.


"Sapi akan langsung kaku dan ini membuat anjing-anjing sangat gugup dan mulai menggonggong," kata dia.


Pada penelitiannya, hewan diperkirakan mendeteksi gempa bumi lebih awal sampai 12 mil (19,31 km-red) dari pusat gempa.


Wikelski juga bermaksud melakukan lebih banyak penelitian, utamanya apakah hewan ternak bereaksi terhadap kadar besi yang dilepas di udara oleh tekanan bawah tanah.


"Ada faktor-faktor lain yang tampaknya dipahami hewan-hewan ini," ujarnya lagi.


Namun, ada sebuah kajian tahun 2018 atas 700 klaim perilaku aneh hewan sebelum gempa bumi. Kajian ini menyebut perlu banyak bukti sebelum menarik kesimpulan. 


Kajian tersebut fokus pada pertanyaan apakah hewan mempunyai kemampuan mendeteksi gempa sebelum mesin seismik.


Para ilmuwan di balik kajian tahun 2018 itu menyebut ada banyak contoh sejarah perilaku abnormal hewan menyusul gempa seismik sebelum gempa yang lebih besar. 


Kendati begitu, mereka juga mencatat banyaknya bukti di masa lalu sifatnya terlalu anekdot dan retrospektif.


Salah satu kisah anekdot paling awal adalah dari penulis Romawi Aelian. Dia merinci bagaimana tikus, ular, kelabang, dan kumbang melarikan diri dari Kota Helike sebelum dihancurkan gempa bumi dan tsunami pada 373 SM.


Lalu, pada 2016 sekitar 15 menit sebelum gempa bumi di Oklahoma, burung-burung terbang dalam jumlah signifikan sehingga ribuan di antaranya teramati oleh radar. (*)